Monday, September 5, 2016

Mandiri

Banyak yang bilang mandiri itu hanya tentang hidup sendiri, bisa menghasilkan uang sendiri dan tanpa merepotkan orang tua sedikitpun. Menurutku... di era globalisasi seperti ini kemandirian ga' bisa di artikan sesederhana itu. karena ternyata ba....nyak sekali orang yang masih belum mandiri. Bahkan yang membuatku semakin miris adalah semakin maraknya tempat les dan kursus. Padahal menurutku dengan banyaknya tempat les dan kursus akan mematikan daya kreatifitas, inovasi dan produktivitas seseorang. Dan itu akan lebih di perpah lagi dengan ketergantungan seseorang pada tempat les, atau guru pendamping. Memang... perlu sekali adanya tempat kursus unutk mengasah skill. Hanya saja banyak orang tua khususnya yang mengkrsuskan anaknya tanpa tujuan-tujuan khusus yang bisa memebangkitkan semangatnya. akhirnya yang terjadi adalah kesia-siaan semata.
Saya punya seorang teman yang begitu mancdiri, kreatif dan inovatif sekali. dia tinggal di pedalaman pedesaan. tapi skill dan kemandiriannya g bisa dipandang sebelah mata. Karena dia adalah anak yang tidak mengenyam kursus tapi dia bisa melebihi anakk yang mengikuti kursus. ternyata rahasianya adalah tidak ketergantungan, kemandirian dan kesungguhan dalam mendalami dan mengerjakan sesuatu. Dengan minimnya fasilitas dia bisa berfikir begitu kreatif dan inovatif

Wednesday, June 8, 2016

Hari pertama ramadhan 1437 H

Seperti orang yang ingin bepergian jauh tanpa bekal dan tujuan yang masih belum jelas. aku menginjakkan kaki di hari pertama bulan ramdadhan. mengumpulkan sisa tenaga dan kepingan semangat yang masih tercecer di dalam rumah. aku memberanikan diri untuk membuat target sholat hajat 12 rokaat + tahajjud. ditambah dengan hattam al-qur'an sampai 3x. namun godaan dan gangguan itu masih saja datang. aku memang bukan seorang fighter sejati, yang bisa bertarung seorang diri. bertarung melawan amarah, nafsu dan godaan akalku sendiri. dari keinginan untuk bisa membangun suasana romadhan di rumah sampai dengan membangun suasana damai di setiap suasanaku. semua keinginanku itu ternyata terlalu sulit untuk aku wujudkan seorang diri, entah karena aku belum tau caranya atau memang caraku yang salah.

aku iri pada air, yang terus saja mengalir walau terkena batu keras dan padas.
aku iri pada matahari yang sinarnya tak pernah berhenti walau tak ada yang berterimakasih.
aku iri pada tanah yang tetap sabar walau diinjak bahkan diludahi sekalipun.
aku iri pada angin, sepoinya bisa memberikan ketenangan di tengah hiruk pikuk masal yang ada.

aku, sering kali masih belum bisa berdamai dengan diriku sendiri. dari keinginan dan harapan yang masih belum tercapai. sampai dengan usaha untuk selalu dirodhoi olehNYA. seperti perahu layar di tengah lautan, terombang-ambing ombak tanpa tau arah.

aku belum bisa menjadi nahkoda diatas perahu yang kunaiki.
#DAI day 1

Sunday, March 6, 2016

Diskusi Penuh Makna

Aku besar dalam keluarga yang mengerti agama. Aku sekolah dari TK sampai Kuliah g pernah lepas dari lingkungan masjid. Dari situ aku banyak belajar tentang agama islam. Berangkat dari lingkungan agamis ini, aku dikelilingi oleh orang-orang yang sangat faham mengenai agama. Dan itu merupakan sebuah keuntungan besar buatku. Karena hanya dengan berkumpul dengan mereka saja aku dianggap ALIM oleh teman-temanku. G sampai disitu, bahkan akupun jadi malu untuk berbuat nyimpang layaknya anak remaja pada umunya. Mulai dari pacaran, ngerokok, ngedrugs, sampai tawuran alhamdulillah aku g pernah menyentuhnya.

Selain dibesarkan dari lingkungan yang agamis, aku jug aberperan aktif dalam beberapa ekskul.Dari PMR, REMUS (Remaja Musholla), sampai REMAS AT-TAQWA (Remaja Masjid Agung Kabupaten) di Bondowoso. Berkumpul dengan orang - orang yang ahli agama, yang notabene mereka adalah jebolan PONDOK. aku jadi sering aktif dalam kajian keislaman. G sampai disitu aja. Teman-temanku itu bahkan sering ngadain diskusi setiap akhir pekan. Dan g tangung-tangung, diskusinya dari habis isya' bisa nyampe subuh. Aku g pernah kebayang sebelumnya bisa larut dalam diskusi yang isinya "daging" semua kayak gitu. Apalagi ditambah dengan guyonan masalah-masalah yang sedang HOT saat itu. Beh... tambah mantep dah.

Pernah suatu ketika saya berdiskusi dengan teman-teman saya. seperti biasanya kami berangkat dari ranah kehidupan pribadi sampai ke ranah agama. tiba-tiba kami semua mencium bau bangkai yang sangat menyengat. sampai-samapi saya pun merasa mual, seperti ingin muntah. ternyata setelah saya tanyakan pada teman saya yang punya kelebihan bisa melihat hal-hal gaib. Dia bilang bahwa baru saja ada orang yang datang. Ternyata dia adalah tetangga teman saya yang rumahnya tidak jauh dari rumah teman saya itu. Yang kebetulan baru saja meninggal dunia. setelah mendengar penjelasan dari sahabat saya itu. saya langsung merinding. lantas saya bertanya pada sahabat saya itu. "kenapa bisa sebau ini?", "bukankah tiap malam sudah banyak yang menahlilkan?". ternyata doa orang yang tahlilan, yang khusus mendoakan sang almarhum tidak cukup untuk mengurangi beban siksaan di dalam kubur kata sahabatku itu. Dan... setelah ditelusuri lagi, sang almarhum selama hidupnya sering g sholat, suka judi dan g amanah. wah... saya ngerasa tertampar mendengarnya. karena pada hari itu, saya bangun kesiangan. Hingga subuh pun kesiangan.

Di waktu berikutnya. seperti biasa saya berdiskusi dengan teman-teman saya. Tiba-tiba ada segerombolan "amen" datang. tak disangka... yang sebelumnya amen itu bernyanyi dangdut. ketika sampai di rumah teman saya itu, dia langsung bernyanyi islami. tepatnya lagu surgaku milik ungu. Kebetulan kami waktu itu sedang membahas mengenai agama dalam kahidupan sehari-hari.

Pernah juga, suatu waktu. pada saat kami diskusi di alun-slun kota. kami dihampiri oleh orang gila. dengan pakaian compang-camping dan ngomong yang g karuan, tiba-tiba dia duduk di kerumunan kami dan berbicara pelan... dan sangat santun. walaupun masih ngomong ngalor ngidul. tapi... ada satu yang bisa dipetik dari omongan orang gila tadi, bahwa banyak orang yang masih senang buang sampah sembarangan walau sudah ada sampah di depannya.

Dan... Kegiatan berdiskusi sudah menjadi hobi bagiku. Bahkan sampai hari ini, kami biasa menyematkan di akhir pekan untuk berkumpul bersama. sejenak melepas lelah dan rindu setelah sibuk oleh kesibukan pribadi. Bagiku... teman-teman berdiskusiku adalah keluarga.

#30DWC

Saturday, March 5, 2016

CAMAR PANTAI KUTA

matahari sore
jingga semburat melukis horizon
camar bercanda di tengah tawa ombak
menulis sajak usang tentang
senja pantai Kuta

aku berdiri menggambar sepotong hati
dengan repih-repih wajahmu
yang perlahan memudar di sapu
sepotong kenangan
yang di hampar sisi pantai ini

dan ketika matahari merah itu surut pelan
tenggelamkan dirinya pada pelukan malam
aku tetap berdiri
tersenyum amini
air mata yang samar
ngalir di pipi

duhai
ternyata engkau telah dari kemarin
pergi dari sisiku

#30dwc
by Rahman El Hakim

BUYAR

sepersekian detik yang lalu
beribu-ribu ide terbang bermain di mataku
menggoda waktu

betapa setelah di hadapan layar
hablurlah huruf-huruf itu
buyar arungi ruang-ruang samar
nanar

sedang langkah telah semakin gegas
mengais ruas-ruas tanpa batas
ah...

#30DWC
oleh : Rahman El Hakim

MENGAIS SISA KATA

berjuta detik yang lalu bosan
ide sliweran

ku pungut jejeran huruf-huruf itu
di sisa sampah caci maki
mengais belatung bakteri
makna mungkin masih betah
bertahan dalam sempurnanya
keraguan

jemari yang kupaksa
anyam repih-repih imaji
gemetar di sudut gelap hatiku

seribu angsoka
di atas pusara kata
mati suri tanda baca
di racun frasa tanpa warna

duhai

#30DWC
#Rahman El Hakim